Tuesday, November 11, 2008

Responsif, bisnis atau tambahan?

by: Hz_B

Responsif, kata ini pasti tidak asing lagi di lingkungan SMAN 3 Bandung, terlebih bagi guru dan siswa-siswa. Terpintas muncul pertanyaan, apa itu responsif? Apa hubungannya dengan siswa dan guru di SMAN 3 Bandung?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata responsif berarti cepat (suka) merespons; bersifat menanggapi; tergugah hati; bersifat memberi tanggapan (tidak masa bodoh)

Sekarang teman – teman sudah mengetahui apa itu responsif, di SMAN 3 Bandung responsif merupakan salah satu cara untuk mendapatkan materi tambahan bagi siswa – siswa yang tidak mengerti (baca: kurang paham) berbagai pelajaran di sekolah, biasanya pelajaran yang memberi “fasilitas” responsif adalah pelajaran – pelajaran eksak seperti Matematika, Fisika, Kimia, tetapi tidak tertutup kemungkinan ketika siswa meminta secara pribadi “tambahan” kepada guru mata pelajaran lainnya maka itupun bisa dikatakan sebagai responsif.

Sekarang pasti teman – teman bertanya, apakah gratis? Wah, sudah jelas tidak, zaman sekarang mana ada sesuatu bisa didapatkan secara gratis! Lalu, berapa biayanya? Untuk 1 pelajaran dipungut biaya 250.000 rupiah selama 1 semester, memang tidak seberapa bagi mereka yang setiap minggu bisa nonton dan makan di PVJ(Paris van Java), tetapi tidak bagi mereka yang harus berpikir berkali - kali untuk makan di foodcourt BIP lantai atas sekalian dengan nonton bioskop, dan yang biasa makan di WB (baca: warteg bahari). Tetapi memang, biaya tersebut tidak akan bisa menggantikan manfaat yang bisa kita ambil setelah mengikuti responsif, kita tidak perlu malu untuk bertanya kepada guru pada saat responsif, terlebih lagi ketika di kelas saat kita mau bertanya tentang suatu pelajaran dan di kelas itu ada orang yang kita sedang dekati (baca: kecengan) ehmm dn...., pastilah yang dipikirkan adalah gengsi, takut dikira bodoh, atau semacamnya. Nah, di responsif ini teman – teman bisa bebas menanyakan apapun tentang pelajaran itu, mau bertanya mengapa 2x=4 lalu x=2, kemudian rumus kecepatan, apapun! Tapi kalau orang itu juga mengikuti responsif, lain lagi ceritanya.

Ada beberapa fenomena menarik tentang responsif di SMAN 3 Bandung yaitu ketika ada siswa yang kurang paham dengan pelajaran di kelas, tetapi dia tidak punya uang yang cukup untuk mengikuti responsif. Ada juga siswa yang sudah paham dengan pelajaran di kelas, sehingga ia tidak mengikuti responsif, ketika ulangan tiba teman – teman yang mengikuti responsif berkata bahwa soal yang diberi di responsif semuanya keluar di ulangan. Dari sisi guru pun banyak hal yang cukup menarik tentang responsif, menurut sumber - sumber terpercaya saya, ada guru yang seakan-akan membuat responsif sebagai 1 paket dengan pelajaran di kelas, jadi ketika teman – teman hanya mengikuti pelajaran di kelas saja maka teman – teman akan tertinggal materinya dengan teman – teman yang mengikuti responsif.

Sebenarnya sah – sah saja jika seseorang mengikuti responsif, karena itu memang kebutuhan dari siswa tersebut. Selain responsif ada berbagai hal yang bisa dilakukan siswa untuk mendapatkan pelajaran tambahan, responsif hanya merupakan alternatif dari berbagai cara mendapatkan pelajaran tambahan. Tetapi ada satu hal yang harus bisa dipahami bahwa menjadi pintar tidak harus mahal.



No comments: